Postingan Populer

Jumat, 16 September 2016

AMBAKE DAN KAIS KAITAU (CERITA SUKU KAISO)



Cerita sejara sira kaitau di sungai kais, pada zaman dahulu ada dua orang yang saling bertemu di suatu tempat,seorang bernama AMBAKE dan KAIS KAITAU  mereka saling menatap dengan rasa curiga,kemudian kebudian AMBAKE bertanya kepada KAIS KAITAU apakah engkau orang baik kemudian KAIS KAITAU berkata “YA” saya orang baik, yang mana akhirnya mereka saling berpelukan yang menunjukan bahwa mereka sudah saling percaya.
Kemudian mereka saling bertanya asal masing masing dan mereka berdua berasal dari tempat yang  lain yang jaraknya sangat jau,kemudian KAIS KAITAU mengatakan kepada AMBAKE sekarang kita berdua asli sungai ini (Sungai Kais), AMBAKE meminta KAIS KAITAU menjaga sebelah kanan sungai kais dan AMBAKE menjaga sebelah kiri sungai kais ,dan pada saat ini KAIS KAITAU merasa ingin buangan air kecil (kencing) lalu AMBAKE mengatakan dari air kecing mu itu akan tubuh pohon nibun (Palem jenis kecil),maka saat itu tubuhlah pohon tersebut yang mana sampai saat ini masih dapat di lihat sebelum masuk sungai SAU REFIFINE / SARVIN, pohon tersebut tumbuh tepat pingiran sungai kais tepanya di bagian kiri, maka dari tempat itu menjadi batas pembagian. KAIS KAITAU mengatakan dari tempat ini saya akan menyebrang dan bertempat tinggal di sebelah sana (Kanan).
KAIS KAITAU menikah dengan ARAUMUGIA  (Artinya: Sura yang datang) ARAUMUGIRA adalah nama yang di berikan kepada istri nya yang mana ketika KAIS KAITAU beristirahat (Tidur) muncullah seorang wanita di sampingnya dan terdenganar suara wanita tersebut dan bangkitlah KAIS KAITAU dan bertanya siapa kamu dan dari mana kamu ARAMUGIRA menjawab saya dari tempat yang jau dan kami di usir dan tidak mengetahui keberadaan sudara-sodaranya maka,KAIS KAITAU menjadikan wanita itu istrinya.
Gambar lustrasi
Tempat dimana KAIS KAITAU dan AMBAKE bertemu dengan nama KAITAIMORE di situlah KAIS KAITAU tinggal sambil menanti SAIMAR SUSE,kemudian KAIS KAITAU memerintahkan anaknya untuk meyusuri kali SAURIFIFINE (SARFIN), ternyata merekan melihat orang-orang SAIMAR SUSE  yang sudah menempati area tersebut dan KAIS KAITAU pindah ke sungai SISIEOBU dan SAIMAR SUSE mengikut jejak KAIS KAITAU,maka setelah mengetahui bahwa SAIMAR SUSE masih mengikutinya maka KAIS KAITAU mengirim NUNE untuk bertemu dengan Panglima SAIMAR SUSE dengan membawa pesan perdamaian, “Mari Kita Bersatu Dengan Cara Menikahkan Anak-Anak Kita,Karena Kalian Memiliki Banyak Pria Yang Belum Menikah Dan Kami Memiliki Banyak Wanita Yang Belum Menikah”  akhirnya pesan itu di terima dan KAIS KAITAU dan SAIMAR SUSE hidup bersama – sama.
AMBAKE pun melakukan perjalanan pertamanya dan meyebrangi sungai NAIRA kurang lebih 500 meter dari muara sungai SAURFIFINE (SARFIN), nama NAIRA bersal dari nama hewan peliharaan (Babi) dari AMBAKE yang pada saat itu ikut dengan AMBAKE meyebrang sungai sehingga AMBAKE menamai sungai tersebut NAIRA.Setelah itu AMBAKE berjalan dan meleawti sungai yang pernah dia lewati namun AMBAKE menemukan ada jejak orang lain sehingga AMBAKE meyusuri sungai hingga ke perbukitan  dan bertemu dengan suku KEREWAS (GEREWAS)  dan suku inilah yang memiliki kampung  di temapat tersebut dan di tempat tersebutlah AMBAKE menamakan sungai itu SIRE atau SIRA (Artinya : Bunga), karena di tempat tersebut banyak pohon dammar merah yang mana pada waktu musim berbungaa dan bunga –bunga dari pohon dammar berjatuhan di atas permukaan air sungai tersebut terlihat seperti tidak ada air di sungai tersebut. 

AMBAKE menikah dengan NDAWOY anak dari suku KEREWAS (GEREWAS) dan memiliki anak dan anak pertama adalah SEGEBE dan anak keduanya SIRE, mereka bersama –sama dengan suku KEREWAS (GEREWAS) membentuk kekuatan dan menjelajahi sungai KAIS kearah Timur dan Utara sungai KAIS yang di pimpin oleh Panglima SEGEBE dan begitu juga di sebelah kanan sungai KAIS , KAIS KAITAU, SAIMAR SUSE  dan SAIMAR KASE  berjalan menuju daerah AIFAT.
Kematian panglima SEGEBE membuat AMBAKE,SIRE,KEREAS (GEREWAS) kembali ke SIRE  atau SIRA.Kematian panglima SEGEBE akibat kecelakaan yang menimpahnya pada saat akan memotong kayu di sungai yang menghalangi SEGEBE dan pasukanya dan akhirnya Panglima SEGEBE jatuh dan tenggelam ke dasar sungai.setelah SEGEBE meninggal SIRA akhirnya menikahi istri kakanya yang bernama BONSAU keturunan suku KEREWAS (GEREWAS) dan memperanakan (1.) SIRA (2.) BOSAWER (3.) WANANE (4.) WETAKU. 

SIRA dan KEREWAS (GEREWAS) masih tinggal di sungai SIRA sampai dengan saat ini, maka terbagilah yang saat ini disebut Kais Darat hingga ke YOKSIRO hulu sungai SKAK dan terjadilah pernikahan  dengan SUSUKE ASIKASAU dan meluas dengan mewariskan keturunan  yaitu : TIGORI, DERE, BUTI dan bergambung kembali dengan dua panglima ASIKASAU yaitu : SIPAY dan BIWO. Marga KEBA merupakan keturunan dari SIPAY dan ASIKASAU SIRANGGO dari SARIN merupakan keturunan dari BIWO, ASIKASAU,SIPAY,BIWO  tinggal bersama-sama dengan suku MUNSAFE yang sebegaian dari suku ini merupakan keturunan dan KEREWAS (GEREWAS).

Anak bungsu dari AMBAKE  SIRE yang kembali dari sungai SKAK adalah WETAKU.Panglima ARIT WETAKU memiliki keturunan AMBAR WETAKU dan AMBAR WETAKU memiliki keturunan KOYOHK dan KOYOHK memiliki keturunan THEOPILUS WETAKU dan THEOPILUS WETAKU memiliki keturunan DAUD dan NUH yang mana hingga saat ini masih ada. Dari keturunan SAIMAR SUSE dan KAIS KAITAU  dapat berlanjut dengan pernikahan keturunan MEYEKI SAIMAR SUSE yaitu KAWAY anaknya yang menikah dengan ANDURO anak BOSAU dan ANDORO menikah dengan AMBAR WETAKU sebagai istri ke 3.
Dari semua cerita sejara SIRA,KAITAU dan SAIMAR KAITAU maka yang menjadi wilaya atau batas tanah adat adalah tempat dimana para leluhur bertempat tinggal yang mana sudah tertulis pada cerita sisilah yang ada ini.

Sumber : Cerita Masyrakat Suku Kaiso Kabupaten Sorong Selatan

Entri yang Diunggulkan

Antropologi dan Kekerasan Kolonial di Tanah Papua

Doc T anah Papua (meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat) telah digambarkan sebagai “sebuah surga di bumi bagi penelitian antro...