Postingan Populer

Kamis, 25 Agustus 2016

Sumber Daya Alam Strategis


Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang pembangunan di berbagai sektor. Salah satu komponen yang terlibat dalam pembangunan ialah sumber daya alam. Sumber daya alam merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan nasional selain sumber daya manusia. Indonesia merupakan produsen bahan-bahan mentah yang sangat berguna bagi berbagai macam industri. Bahan mentah seperti biji besi, emas, CPO, gas alam, dan sebagainya. Potensi sumber daya alam ini juga dimanfaatkan sebagai penggerak pembangunan.

Sebagai modal dasar pembangunan nasional sumber daya alam tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat menyejahterakan seluruh penduduk Indonesia. Sumber daya alam yang tersedia di Indonesia saat ini ternyata belum dapat dimanfaatkan secara maksimal guna menyejahterakan rakyat Indonesia. Indonesia dalam mengekspor sumber daya alam masih banyak dalam bentuk mentah sehingga harganya pun cenderung lebih rendah.

Pemanfaatan sumber daya alam pun harus mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pada masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. 

a. Hakikat Pembangunan Nasional
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. 

Pembangunan nasional diwujudkan dalam berbagai kegiatan salah satunya ialah kegiatan industri. Kegiatan industri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengolah barang jadi atau setengah jadi. Kegiatan industri tidak akan berjalan tanpa adanya sumber bahan baku, energi, dan tenaga kerja. 

Komponen bahan baku atau bahan mentah diperoleh dari berbagai macam sumber daya alam yang ada di Indonesia. Sama halnya dengan energi yang menjadi penggerak kegiatan perindustrian. Sumber energi juga diperoleh dari alam, yaitu melalui minyak bumi, gas alam, panas bumi, dan lainnya. Sumber-sumber energi tersebut terlebih dahulu diolah dan dijadikan bentuk lain yaitu bahan bakar minyak (BBM) dan listrik agar dapat digunakan untuk menggerakan mesin-mesin dalam kegiatan industri.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk menunjang pembangunan nasional antara lain sebagai berikut.
NoJenis KegiatanHasil KegiatanTujuan Kegiatan
1.IndustriBerbagai macam barang dan jasaMemenuhi kebutuhan masyarakat
2.PertanianBerbagai macam hasil pertanian sumber panganMemenuhi kebutuhan sandang dan pangan
3.PertambanganBahan tambang mineral logam, bukan logam, dan bahan tambang sumber energi.Memenuhi kebutuhan energi
4.KehutananBerbagai hasil hutan seperti kayu dan rotanMenambah devisa negara melalui kegiatan ekspor
5.PeternakanMenhasilkan berbagai jenis ternak seperti sapi, ayam, dan kambingMemenuhi kebutuhan daging dalam negeri

Sumber Daya Alam sebagai Modal Dasar Pembangunan

Sumber daya alam memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional. Sebuah pembangunan tidak akan terjadi jika tidak didorong dengan ketersediaan modal pembangunan yang cukup. Indonesia sangat beruntung memiliki ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Perlu diketahui bahwa sumber daya alam yang melimpah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan di negaranya.

Selain faktor sumber daya alam yang melimpah faktor sumber daya manusia juga memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangnan nasional. Negara-negara seperti: Singapura, Jepang, dan Taiwan. potensi sumber daya alamnya sangat jauh dibandingkan Indoensia. Ternyata negara-negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang baik sehingga negara-negara tersebut menjadi negara-negara yang sukses melakukan pembangunan. 

Selain sumber daya alam di atas, ternyata Indonesia juga mempunyai cadangan sumber daya energi non-renewable. Sumber daya alam non renewable adalah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Beberapa sumber daya alam non renewable yang dieksplorasi sejak dahulu diantaranya :

Minyak bumi
Minyak bumi tersebar baik di daratan maupun di dasar-dasar lautan. Eksplorasi dan pengeboran sumber-sumber minyak di Indonesia, dilakukan baik di daratan maupun di dasar laut. Usaha pertambangan minyak di daratan dan di lautan terdapat di:
Pengeboran DaratPengeboran Lepas PantaiTempat Pengolahan
Aceh (Perlak)Selat MalakaPangkalan Brandan
Sumatra Utara (Langkat)Laut JawaDumai (Riaua)
Sumatra Selatan (Sungai Gerong)Laut Cina SelatanPlaju (Jambi)
Jawa Barat (Cirebon)Selat SundaCilacap
Jawa Tengah (Cepu)Selat MakasarBalikpapan
Kalimantan Timur Laut Sulawesi-
Kalimantan SelatanSelat Karimata-
Papua (Sorong, Biak)Kepulauan Natuna-
Minyak mentah dari tempat-tempat pengeboran biasanya dialirkan melalui pipa-pipa minyak, atau diangkut dengan kapal-kapal tangker, ke tempat-tempat penyulingan, untuk diproses menjadi minyak siap pakai.

Gas alam
Gas alam cair disebut LPG (Liquid Petroleum Gas), disebut pula LNG (Liquid Natural Gas). Proses pencairan gas alam dihasilkan pula sejenis minyak ringan yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri plastik, pupuk dan sebagainya. Sumber gas alam yang terbesar terdapat di Kepulauan Natuna, lainnya adalah di Bontang Kalimantan Timur dan Arun Nanggroe Aceh Darusalam.

Batubara
Pertambangan batubara pertama di Indonesia dilakukan di Pengaron (Kalimantan Timur) pada tahun 1849. Berikutnya di Umbilin (Sumatra Barat) pada tahun 1892. Bukit Asam (Sumatra Selatan) yang dimulai pada tahun 1919. Di Bukit Asam ini endapan batu bara berada di dekat permukaan tanah. Batu bara yang dihasilkan di Bukit Asam termasuk batu bara tua yang berkualitas tinggi, sedangkan batu bara di tempat lain di Indonesia termasuk batu bara muda. Indonesia adalah penyumbang batu bara tertinggi ke-3. Produksi batu bara di Indonesia meningkat sebesar 273 persen selama 10 tahun terakhir.

Keunggulan Sumber Daya Mineral Indonesia

Sumber daya mineral atau tambang merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia. Mineral tersebut adalah emas, perak, tembaga, nikel, timah putih, timah hitam, alumunium, besi, mangan, chromit, minyak bumi, gas bumi, batu bara, yodium, berbagai garam, berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit, belerang, fosfat, batu gamping), batu mulia, termasuk intan, dan bahan bangunan. Berikut adalah sumber daya alam logam yang populer di Indonesia yang mempunyai komparasi dengan negara lain yaitu.
  • Bijih besi. Bijih besi bercampur dengan pasir vulkanik, bahan ini digunakan sebagai campuran dalam industri semen. Pertambangan bijih besi dapat ditemukan di Sumatra Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Irian Jaya, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Penggalian pasir besi di Indonesia dilakukan antara lain di Cilacap (Jawa Tengah), Blitar dan Banyuwangi (Jawa Timur). Jumlah yang terbesar dihasilkan di Cilacap, Jawa Tengah.
  • Nikel. Nikel merupakan logam yang biasa digunakan sebagai bahan campuran logam, seperti kuningan, perunggu dan besi. Nikel juga digunakan untuk melapisi logam lain, agar tampak mengkilat dan tahan karat. Daerah penghasil nikel antara lain Soroako Sulawesi Selatan, Pomala Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya. Di Soroako penambangan nikel dilengkapi dengan pabrik peleburan dan pemurnian yang modern.
  • Timah putih. Timah putih biasa digunakan pada industri mesin, kaleng, dan juga sebagai bahan patri. Penambangan timah di Indonesia terdapat di Pulau Belitung, dan Singkep, dan lain-lain.
  • Tembaga. Penambangan bijih tembaga yang terbesar di Indonesia terdapat di Papua bagian tengah yaitu Kota Tembagapura Daerah penghasil tembaga lainnya adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
  • Emas dan perak. Emas dan Perak terdapat di Cikotok (Banten Selatan, Jawa Barat), Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya bagian Tengah. Emas termasuk golongan bahan vital.
  • Bauksit. Bauksit merupakan bijih logam aluminium. Bauksit banyak terdapat di Sumatra Selatan (Lubuk Linggau), Kalimanatan Barat (Sanggau), dan Kepulauan Riau (pulau Bintan). Pabrik peleburan bauksit menjadi aluminium yang pertama di Indonesia dibangun di Asahan (Sumatra Utara). 
Sedangkan sumber daya alam non logam yang populer di Indonesia yang mempunyai komparasi dengan negara lain yaitu:
  • Belerang. Belerang merupakan mineral vulkanis yang banyak dihasilkan di kawah-kawah gunung berapi. Bahan ini banyak digunakan dalam industri-industri bahan kimia, pupuk, korek api, bahan peledak, dan obat-obatan. Belerang antara lain ada di Gunung Ijen Jatim, Gunung Telaga Bodas Jabar, dan Gunung Welirang.
  • Kaolin. Kaolin merupakan bahan dasar untuk pembuatan keramik. Pulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan daerah penghasil kaolin.
  • Fosfat. Fosfat berasal dari persenyawaan antara pospor di dalam kotoran dan sisa-sisa binatang yang hidup di gua-gua dan batu gamping di dasar gua. Fosfat merupakan salah satu komponen bahan baku yang cukup penting dalam pembuatan pupuk untuk tanaman. Sebaran fosfat ada di daerah Bogor, Kebumen, Grobogan, Pati (Jawa Tengah), Gresik dan Sampang, Madura.
  • Marmer. Batu marmer atau batu pualam merupakan hasil perubahan bentuk atau metamorfosis dari batu gamping. Marmer banyak dimanfaatkan sebagai ornamen bangunan, dan perabotan rumah tangga. Sebaran pertambangan marmer terdapat di daerah Tulungagung (Jawa Timur), dan Citatah (Jawa Barat).
  • Aspal. Aspal digunakan untuk pengerasan jalan, aspal berasal dari sisa minyak bumi. Pulau Buton di Sulawesi Tenggara adalah penghasil aspal terbesar di Indonesia. 

"ASAL USUL MANUSIA INDONESIA"

Mengenai asal-usul manusia di Kepulauan Indonesia banyak ahli yang mengemukakan teorinya. Semuanya benar, karena mereka berpendapat berdasarkan penelitian panjang yang membutuhkan banyak pengorbanan waktu, tenaga, beaya, fikiran dan sebagainya. Yang paling tahu kebenarannya hanyalah Yang Maha Kuasa. Menurut para ahli kepulauan Nusantara bersatu dengan daratan Asia pada masa pleistosen. Laut dangkal yang ada di antara pulau-pulau di Nusantara bagian barat surut. Akibatnya terbentuklah Paparan Sunda yang menyatukan Indonesia dengan daratan Asia.

Paul dan Fritz Sarasin (Basri, 2011) mengemukakan bahwa penduduk asli Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini pada awalnya mendiami Asia Bagian Tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun, setelah periode es berakhir dan es mencair, maka dataran tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut China Selatan dan laut Jawa. Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di daerah pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.

Pembagian Bangsa Melayu Indonesia
Berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif.

Bangsa Primitif
Keturunan dari ras yang mendiami Asia bagian tenggara tadi dikenal sebagai orang-orang Vedda yang dikelompokkan sebagai “negrito/negroid”. Ciri fisik orang Vedda hampir sama dengan penduduk asli Australia (Aborigin), sehingga Koentjaraningrat (seorang ahli Antropologi Indonesia) menyebut orang Vedda sebagai Austro-Melanosoid

Orang Vedda kemudian menyebar ke timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur sampai Kepulauan Melanesia. Walaupun umumnya ke timur, tapi sebagian ada juga yang menyebar ke arah barat dan menghuni Pulau Sumatra. Orang Vedda di Sumatra mengembangkan kapak genggam dan suka memakan kerang-kerangan. Buktinya adalah adanya fosil kulit kerang di dekat Langsa (Aceh), Sumatra Utara, Pahang, Kedah dan Perak di Malaysia.

Bukti penggunaan kapak genggam sebenarnya tidak hanya ditemukan di Sumatra tetapi juga pada gua-gua yang ada di Pulau Jawa. Beberapa gua di Jawa yang menyimpan bukti penggunaan kapak genggam adalah gua Petruruh (Tulungagung), Gua Sodong (Besuki). Gua Sampung (Ponorogo). Bahkan, kapak genggam juga ditemukan hingga Vietnam Utara, sehingga Koentjaraningrat berpendapat bahwa telah terjadi perpindahan Austro Melanosoid dari wilayah timur ke wilayah barat Nusantara, dari Jawa ke Sumatra, Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Dalam perkembangannya, ternyata ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebelum bangsa Vedda mendiami wilayah Nusantara, terdapat orang-orang asli yang lebih dulu tinggal seperti orang kubu di Sumatra dan orang Toala di Sulawesi. Karena itu, orang Vedda sendiri dianggap pendatang atau imigran pertama yang datang ke pulau-pulau di Nusantara yang sudah berpenghuni.

Proto Melayu
Setelah kedatangan orang Vedda ke Nusantara, kemudian disusul oleh kedatangan dua gelombang besar manusia yang dikenal sebagai Proto Melayu dan Deutero Melayu. Proto Melayu dianggap sebagai kelompok melayu Polinesia yang bermigrasi dari wilayah Cina Selatan (sekarang menjadi Provinsi Yunan) melewati Indochina dan Siam kemudian masuk ke pulau-pulau di Nusantara. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 3.000 tahun sebelum masehi (SM). Saat ini Proto Melayu dianggap mencakup Gayo dan Alas di Sumatra Utara dan Toraja di Sulawesi.

Proto-Melayu bermigrasi ke wilayah Nusantara melalui dua jalur yaitu jalur barat dan timur. Jalur barat dilalui oleh mereka yang berasal dari Yunan (Cina Bagian Selatan).

Mereka bermigrasi lewat jalur darat degan rute atau jalur sebagai berikut: Pertama masuk ke Indochina, kemudian masuk ke Siam, Semenanjung Melayu, Sumatra dan akhirnya menyebar ke seluruh Nusantara. Peristiwa rersebut ditaksir sekitar 11.000 – 2.000 SM. Sebagian Proto Melayu mengambil jalur timur dan berasal dari Kepulauan Ryukyu Jepang. Dari sana mereka mengarungi lautan menuju Taiwan, Filipina, Sangir, dan Masuk ke Sulawesi Selatan. Bukti dari perpindahan tersebut adalah adanya suku Toala Proto-Melayu.

Bangsa Proto-Melayu membawa perkakas dari batu berupa kapak persegi dan kapak lonjong. Kapak persegi dibawa oleh Bangsa Proto- Melayu yang pindah melalui jalur barat, sedangkan kapak lonjong oleh bangsa Proto-Melayu yang pindah melalui jalur timur.
peta kedatangan nenek moyang
Deutro Melayu
Gelombang kedatangan berikutnya ke wilayah Nusantara adalah Deutero Melayu yang berasal dari Indochina bagian utara. Kedatangan Deutero-Melayu mendesak keberadaan Proto-Melayu ke arah pedalaman sekitar tahun 300 – 200 SM.

Mereka memperkenalkan perkakas dan senjata yang terbuat dari besi atau logam. Mereka telah melakukan kegiatan bercocok tanam dan menggunakan perahu bercadik.

Padi yang banyak ditanam di Indonesia saat ini juga dibawa oleh Deutero-Melayu dari wilayah Assam Utara atau Birma Utara. Dari sana padi dibawa melalui jalur lembah Sungai Yang-tze di wilayah Cina Selatan, terus ke selatan sampai di Jawa.

Bangsa Deutero-Melayu mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih maju. Mereka berkembang menjadi suku-suku yang ada sampai saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Bugis, dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto-Melayu dan Deutero Melayu berbaur, sehingga sulit dibedakan. Diperkirakan Gayo dan Alas di Sumatra serta Toraja di Sulawesi mewakili Proto-Melayu. Selain ketiga suku tersebut (kecuali Papua) dimasukkan ke dalam kategori Deutero-Melayu. Walaupun demikian, nenek moyang bangsa Indonesia dapat dikatakan serumpun yaitu keturunan dari penduduk asli dan dua gelombang migrasi dari utara.

Serumpunnya kategori ras-ras yang mendiami kepulauan Nusantara juga dapat dibuktikan melalui kajian linguistik. Hampir 170 bahasa yang dipakai di penjuru kepulauan Nusantara termasuk ke dalam kelompok Austronesia dengan sub linguistik Melayu-Polinesia. Sub Melayu-Polinesia ini kemudian terpecah lagi menjadi dua : kelompok pertama terdiri atas bahasa yang berkembang di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi; kelompok kedua terdiri atas bahasa yang berkembang di Batak, Melayu standar, Jawa dan Bali. Bahasa kelompok kedua ini datang lama setelah yang pertama. Selain kedua kelompok tersebut, perlu dilakukan kajian atas susunan bahasa lain yaitu Papua dan Halmahera Utara.
asal usul bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia.

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari daratan Yunan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang pertama atau proto Melayu (Melayu Tua) yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan gelombang kedua atau Deutro Melayu (Melayu Muda) yang datang pada zaman perunggu.

Terdapat beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin, Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Entri yang Diunggulkan

Antropologi dan Kekerasan Kolonial di Tanah Papua

Doc T anah Papua (meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat) telah digambarkan sebagai “sebuah surga di bumi bagi penelitian antro...