Sebuah mesin uap.
Penggunaan mesin uap, yang menyebabkan meningkatnya penggunaan batubara turut
mendorong terjadinya Revolusi Industri di Inggris dan di
seluruh dunia.
Revolusi Industri
merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Revolusi Industri dimulai dari Britania
Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat,
Amerika
Utara, Jepang,
dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar
dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan
pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita
negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang
dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan
yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi
sebelumnya".[1]
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang
memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri.[2]
Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1)
Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia,
(2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3)
aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum yang sederhana
yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (4)
adanya pasar bebas (kapitalisme).[3]
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana
terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga
kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang
kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode
awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil,
pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara.
Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan,
perbaikan jalan raya dan rel kereta api.[4]
Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang
berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran
dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di
kota-kota besar di Inggris.[5]
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya
kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II
pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan
momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit
tenaga listrik
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri
adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya
para ilmuwan seperti Francis Bacon, René
Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan
penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving
Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science.
Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan
kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui
di pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts
berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara
bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.[6][7]
Produk domestik bruto (PDB) per kapita
negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan memunculkan
sistem ekonomi kapitalis modern.[8]
Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan
pertumbuhan ekonomi kapitalis.[9]
Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi
dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.[10]
Etimologi
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi
Industri" ditemukan dalam surat oleh seorang utusan Perancis
bernama Louis-Guillaume Otto
pada tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan bahwa Perancis telah memasuki
era industrialise..[11]
Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul : Keywords: A Vocabulary
of Culture and Society, Raymond Williams
menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat,
dan radikal yang mempengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi.
Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem
pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah
perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan
tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan
demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang
relatif singkat.
Sebab-sebab timbulnya Revolusi Industri
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di
Inggris. Adapun faktor-faktornya yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:
- Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persejutuan parlemen.
- Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.
- Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
- Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
- Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.
- Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
Tahap Perkembangan Industri
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang
sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang
merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka
bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan
menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.
Sistem Domestik
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home
industri). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang
mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah
selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah
barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki
usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan
tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
Manufaktur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan
tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara
mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan
tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan.
Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk
menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena
tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang
dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
Sistem pabrik
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang
menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di
dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat kerja, sedangkan
majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil
industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah
puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.
Berbagai jenis penemuan
Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam
proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan mempercepat
kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya. Penemuan-penemuan
yang penting, antara lain sebagai berikut.
- Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses pemintalan dapat berjalan secara cepat.
- Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
- Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
- Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
- Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.
- Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya.
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti
berikut :
- Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.
- Tahun 1800 : Alessandro Volta penemu pertama baterai
- Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.
- Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah digerakkan oleh mesin uap.
- Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kapal uap.
- Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.
- Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
- Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.
- Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang
Akibat Revolusi Industri
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara
industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Lancashire,
Manchester,
Liverpool,
dan Birmingham.
Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang
lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris
sendiri maupun di negara-negara lain.
Akibat di bidang ekonomi
Barang melimpah dan harga
murah
Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha
industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses mekanisasi. Dengan
demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah.
Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta
dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
Perusahaan kecil gulung
tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi
relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini
membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak
mampu bersaing.
Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah,
produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan
perdagangan internasional makin berkembang pesat.
Transportasi semakin lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana
transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika
kehidupan masyarakat makin meningkat.
Akibat di bidang sosial
Berkembangnya urbanisasi
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota
dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya
menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota
untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan
pertanian.
Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi
ke kota-kota industri maka jumlah tenaga
kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan
tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu,
jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan
para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya
lebih murah.
Munculnya golongan pengusaha
dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok
pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau
pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan
pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang
hidup dalam kemiskinan.
Adanya kesenjangan antara
majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di
satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak
lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi
seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan
pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian
terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan
oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial
ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang
miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
- Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
- Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
- Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
- Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
Akibat di bidang politik
Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum
pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka.
Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis.
Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis
buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham
sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.
Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus
menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di
parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Partai
Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha mengabungkan diri
ke dalam Partai Liberal.
Munculnya imperialisme
modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang
kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan
industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu
perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan
mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang
murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris
khususnya membawa dampak di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang
sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang
untuk memperbaiki nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan
gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis. Bahkan kaum buruh akhirnya
bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi,
perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan
regional dan internasional. Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri
melahirkan imperialisme modern.
Perubahan di bidang politik
Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia
diserahkan kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda.
Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak
berarti dengan sendirinya membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para
penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak berubah. Usaha perbaikan bagi
penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri
terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi
karena Negeri Belanda pada waktu itu diperintah oleh pemerintah boneka dari
Kerajaan Prancis
di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang demikian,
Inggris dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda,
yaitu Indonesia.
Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811)
Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah
jajahan, di Negeri Belanda ada dua golongan yang mengusulkannya.
- Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk mempertahankan sistem politik dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.
- Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem pemerintahan langsung dan menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang dilakukan oleh VOC agar digantikan dengan sistem penyerahan pajak.
Di satu pihak pemerintah condong kepada pemikiran kaum
konservatif karena kebijaksanaannya akan mendatangkan keuntungan yang cepat dan
mudah dilaksanakan. Di pihak lain, pemerintah juga ingin menjalankan
pembaharuan yang dikemukakan oleh kaum Liberal. Gagasan pembaharuan
pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan Daendels. Sebagai gubernur
jenderal pemerintahan Belanda di Indonesia, Daendels banyak
melakukan langkah-langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan
perombakan pemerintahan secara radikal, yakni meletakkan dasar-dasar
pemerintahan menurut sistem Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:
- Pemerintahan kolonial dipusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.
- Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefecture. Hal ini untuk mempermudah administrasi pemerintahan.
- Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.
- Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan (contingenten) dan kerja paksa.
- Kesultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut pemerintah gubernemen.
- Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.
Pada awal pemerintahannya, Daendels menentang sistem
kerja paksa dan merombak sistem feodal. Akan tetapi, tugas untuk mempertahankan Pulau Jawa
dari serangan Inggris menyebabkan Daendels terpaksa harus mengadakan penyerahan
kerja paksa secara besar-besaran (dengan menggunakan pengaruh penguasa pribumi)
untuk membangun jalan-jalan dan benteng-benteng pertahanan. Demikian juga
karena kas negara kosong menyebabkan ditempuhnya cara-cara lama untuk mengisi
kas negara. Dengan demikian, kehidupan rakyat pribumi tetap menderita. Ketika
akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke
Eropa. Penggantinya tidak mampu menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerah.
Dengan demikian, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris.
Masa pemerintahan Raffles (1811–1816)
Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan
Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari jajahannya di India.
Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di
Calcuta (India) kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan
gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa). Raffles didampingi oleh suatu
badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur
pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang
beraliran liberal, Raffles menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam
pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia juga melakukan
perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang
didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal.
Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang pemerintahan dan ekonomi
adalah sebagai berikut.
- Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial ala barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi menjadi delapan belas karesidenan.
- Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai yang menjalankan tugas atas perintah dari atasannya.
- Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan.
- Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan dan para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah. Oleh karena itu, para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sistem sewa tanah semacam itu oleh pemerintah Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda.
Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan
biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan baik di Negeri Belanda
sendiri (pemberontakan rakyat Belgia), maupun di Indonesia (terutama perlawanan
Diponegoro) sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van
den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok
menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar
hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch
memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Untuk
itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk
melakukan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan
dengan sistem paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun
program kerja sebagai berikut.
- Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
- Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
- Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang
kemudian dikenal dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Sistem
tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan
dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan
sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk
mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.
Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
- Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
- Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen.
- Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
- Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
- Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat
mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849) dan Grobogan (1850). Kejadian
ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Penyakit busung
lapar (hongorudim) juga berkembang di mana-mana.
Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka
bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda berdampak sebagai
berikut.
- Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
- Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.
- Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
- Kas Negeri Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.
- Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.
- Perdagangan berkembang pesat.
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi
bangsa Indonesia, khusunya Jawa, menimbulkan reaksi dari berbagai pihak,
seperti golongan pengusaha, Baron Van Hoevel, dan Edward Douwes Dekker. Akibat
adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan
sistem tanam paksa. Sesudah tahun 1850, kaum Liberal memperoleh kemenangan
politik di Negeri Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme
di tanah jajahan. Dalam hal ini kaum Liberal berpendapat bahwa pemerintah
semestinya tidak ikut campur tangan dalam masalah ekonomi, tugas ekonomi
haruslah diserahkan kepada orang-orang swasta, dan agar kaum swasta dapat
menjalankan tugasnya maka harus diberi kebebasan berusaha. Sesuai dengan
tuntutan kaum Liberal maka pemerintah kolonial segera memberikan peluang kepada
usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka dalam berbagai usaha di
Indonesia, terutama perkebunan-pekebunan di Jawa dan di luar Jawa. Selama
periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat. Oleh karena
itu masa ini sering disebut zaman Liberal. Selama masa ini kaum swasta Barat
membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula dan kina yang cukup besar
di Jawa dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha
perkebunan swasta Barat mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan
yang besar bagi pengusaha. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda.
Akan tetapi, bagi penduduk pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan
kehidupan, dan kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti berikut.
- Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu jumlah produksi pertanian menurun.
- Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan dan penyalahgunaan dari pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi penduduk.
- Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda mengerahkan beban keuangan dari daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa harus menanggung beban keuangan.
- Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang
mengakibatkan perusahaan- perusahaan mengadakan penghematan, seperti menekan
uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir
abad ke-19 muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah
Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib kehidupan
rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat
Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer
yang menuliskan buah pikirannya dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor)
dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis atau
politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van
Deventer.
Revolusi Industri
Revolusi Industri berawal di Inggris pada abad
ke- 18, kemudian meluas ke seluruh Eropa, Amerika Utara, dan akhirnya dunia.
Revolusi Industri ini dilator belakangi oleh lambatnya perkembangan dunia di
bidang ekonomi. Sebelum revolusi industri hanya terjadi peningkatan yang
relative kecil pada jumlah produksi per kapita, perubahan kecil ini berdampak
pada kecilnya perubahan kesejahteraan masyarakat. Saat itu standart hidup
masyarakat dunia hampir sama seperti standart hidup penduduk dunia era
Babilonia di tahun 2000 SM silam. Fakta mengenaskan ini disebut dengan
Malthusian trap , yaitu sebuah teori yang diungkapkan oleh Malthus seorang ahli
ekonomi dan politik Inggris. Ia menganalisa hubungan antara produksi barang dan
peningkatan jumlah penduduk.
Istilah revolusi industri sendiri diperkenalkan
oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada petengahan abad 19.
Istilah ini ditemukan dalam surat oleh seorang utusan Perancis bernama Louis -
Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan bahwa Perancis
telah memasuki era industrialise. Dalam buku “Keywords : A vocabulary of
Culture and Society” terbitan tahun 1976 Raymond Williams menyebutkan bahwa
kata tersebut merupakan sebutan untuk istilah “ Industri ”
Faktor utama yang melatarbelakangi peristiwa
ini adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan
munculnya ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei serta
adanya pengembangan riset dan penelitian dengan didirikannya berbagai lembaga
riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England dan
The French Academy of Science. Selain itu faktor ketahanan politik dan
perkembangan kegiatan wiraswasta juga ikut mempengaruhi.
Sejarah revolusi industri ini dimulai pada
tahun 1760, yaitu ketika sebuah negara mampu mematahkan teori Malthusian trap
dengan membuat perubahan besar pada nilai produksi per kapita. Pada tahun ini
dimulai penggunaan tenaga air, angin dan uap secara besar - besaran. Pertanda
pertama terjadinya revolusi industri adalah gerakan Enclosure . Gerakan
Enclosure merupakan suatu gerakan dihentikannya kebiasaan tradisional dalam
aktivitas sosial dan ekonomi, gerakan ini terjadi sejak abad ke-16 dan mencapai
puncaknya di tahun 1760 sampai 1832. Gerakan Enclosure ini sering kali
menggunakan tanah milik tuan tanah. Tuan tanah akan memperkenalkan teknik -
teknik baru merawat tanahnya sehingga menimbulkan produktivitas pertanian ,
perkebunan maupun peternakan. Revolusi Industri juga dipengaruhi oleh situasi
politik yang stabil, adanya Bill of Right menyebabkan raja tunduk kepada undang
- undang dan hanya menarik pajak berdasarkan persetujuan parlemen. Terjadinya
arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong
pemerintah Inggris untuk membuka industry yang lebih banyak agar dapat
menampung mereka.
Kejadian lain yang menyebabkan revolusi
industry adalah Patent Act, yaitu sebuah kebijakan pemberian hak paten resmi
dari pemerintah kepada para penemu , hal ini terjadi pada tahun 1623. Patent
Act memicu munculnya penemuan - penemuan baru di berbagai bidang . Berbagai
penemuan ini telah meningkatkan produktivitas para pekerja. Pada tahun 1776,
James Watt menciptakan teknologi mesin uap. Mesin uap ini mampu menghasilkan
daya secara lebih efisien di bidang apapun, hal ini juga memicu berbagai
penemuan di bidang permesinan.
Berbagai penemuan dan perubahan ini
mempengaruhi kehidupan masyarakat di bidang pertanian, manufaktur,
transportasi, pertambangan dan teknologi. Hal ini merubah sosio - ekonomi dan
budaya masyarakat. Revolusi Industri merupakan titik balik yang sangat besar
dalam sejarah peradaban manusia. Revolusi Industri mempengaruhi pendapatan rata
- rata dan jumlah penduduk secara drastis, dalam 2 abad berikutnya , pendapatan
rata - rata dunia meningkat hingga 10 kali lipat, sementara penduduk dunia naik
6 kali lipat.
Revolusi industry ini bahkan dianggap sebagai
peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak
domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa Neolitikum.
Revolusi
Industri
* Perubahan penggunaan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin
* Sebelum revolusi Industri:
a. Revolusi agraria
b. Penemuan-penemuan baru
c. Serikat Sekerja [gilda]
* Gilda-gilda menyatu menjadi feodal[tuan-tuan tanah] lalu menjadi negara.
* Bapak Revolusi: James Watt
* Keadaan alam yang menunjang revolusi Industri di Inggris:
1. Inggris memiliki baranga tambang banyak [batu bara]
2. Mengubah tanah pertanian peternakan[rev agraria]-->biri-biri
diambil bulunya-->dijadikan wool untuk textile
* Faktor politik pendorong:
1. Pergantian pemerintahan. Pemerintahan keluarga baru mendukung rev. industri
2. Inggris punya tanah jajahan yang sangat banyak
* Tahap-tahap revolusi Industri:
1. Sistem domestic/ home Industri
-Dikerjakan di keluarga,peralatan sendiri, hasil untuk sendiri&dijual
2. Industri manufucture
-Dikerjakan sekelompok orang akibat ada permintaan. Dikerjakan di rumah produksi.
3. Factory sistem
-Pengolahan industri dengan mesin berat dan canggih. Disalurkan melalui agen resmi
*Dampak revolusi industri:
1. Dampak politik:
1. Persaingan menguasai tanah jajahan
2. Faham kapitalisme[penanaman modal]
-tanah jajahan untuk tempat penanaman modal pemasaran hasil industri, sumber bahan mentah
2. Dampak sosial:
1. muncul pusat-pusat industri
2. Urbanisasi
3. Polusi udara
4. peningkatan mutu kualitas kehidupan masyarakat
5. nasib buruh tidak diperhatikan, terutama pengunaan buruh anak-anak dan wanita
6. muncul kawasan idustri "Black Country"
7. muncul revolusi sosial untuk memperbaiki nasib buruh [tokoh: Robert Owen]
8. muncul 2 lapisan masyarakat: buruh[partai buruh] dan penguasa[partai liberal]
Revolusi Industri
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang
berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat.
Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan.
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.
[Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.
Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya-karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.
1. Faktor Ekstern :
a. Revolusi ilmu pengetahuan abad 16 : Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dll.
b. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu : The Royal Society for Improving Natural Knowledge dan The Royal Society of England (1662)
2. Faktor Intern :
a. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
b. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
d. Inggris, memiliki jajahan yang luas
e. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
f. Munculnya paham ekonomi liberal
g. Munculnya revolusi agraria dalam penataan tanah dan metode baru dalam pertanian.
h. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan.
Di Inggris banyak berdiri kongsi dagang : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.
[Jenny - Mesin Pemintal Benang] Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik yang menggunakan mesin berat. Revolusi industri, pertama kali, ditandai dengan penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas. Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu yang dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama �Jenny� yang diciptakan James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian.
Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal �Jenny� dengan karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama �Mule�. Salanjutnya, ditemukan juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya disini perlu dana dan lahan yang besar. Untuk itulah maka pertama kalinya tahun 1771 Ricard A penemu mesin kerangka air mendirikan sebuah pabrik.
Pada perkembangan selanjutnya dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesinmesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin �sederhana� sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api, kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat pertanian.
[Mesin Uap James Watt] Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan industri baru untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut. Penemuan �penemuan lainya :
a. John Kay menemukan kumparan terbang.
b. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
c. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
d. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya �Rocket� pada tahun 1829.
Atas hasil temuannya James Watt sering digelari Bapak Revolusi Industri walaupun sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan mesin uap hasil penemuan Thomas New Comen tahun 1712.
Penemuan berikutnya tidak hanya dibidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat transportasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio serta bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara lain seperti Perancis, Italia, Belanda, Amerika Serikat , dst. Pada tahun 1851 ratu Victoria membuka pameran mesin-mesin. Selain itu pada tampak bertebaran pusat-pusat industri dan pertambangan di seluruh Inggris.
Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang berbeda dari apa yang sudah lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua. Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada tiga hal : perkembangan proses Bessemer dalam membikin baja pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kira-kira pada tahun 1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun 1876. Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini dibanding tahap pertama adalah, (1) adanya penggantian baja ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian batu arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok tenaga dan penggunaan listrik sebagai bentuk pokok tenaga industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan metal yang ringan dan hasil industri kimia; (5) perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi; (6) pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya industrialisasi di Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur Jauh.
Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini :
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan katolik.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan undang-undang pekerja kaum wanita dan anak-anak.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis, penganggur dan usia lanjut.
Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.
[Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.
Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya-karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.
1. Faktor Ekstern :
a. Revolusi ilmu pengetahuan abad 16 : Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dll.
b. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu : The Royal Society for Improving Natural Knowledge dan The Royal Society of England (1662)
2. Faktor Intern :
a. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
b. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
d. Inggris, memiliki jajahan yang luas
e. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
f. Munculnya paham ekonomi liberal
g. Munculnya revolusi agraria dalam penataan tanah dan metode baru dalam pertanian.
h. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan.
Di Inggris banyak berdiri kongsi dagang : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.
[Jenny - Mesin Pemintal Benang] Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik yang menggunakan mesin berat. Revolusi industri, pertama kali, ditandai dengan penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas. Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu yang dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama �Jenny� yang diciptakan James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian.
Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal �Jenny� dengan karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama �Mule�. Salanjutnya, ditemukan juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya disini perlu dana dan lahan yang besar. Untuk itulah maka pertama kalinya tahun 1771 Ricard A penemu mesin kerangka air mendirikan sebuah pabrik.
Pada perkembangan selanjutnya dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesinmesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin �sederhana� sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api, kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat pertanian.
[Mesin Uap James Watt] Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan industri baru untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut. Penemuan �penemuan lainya :
a. John Kay menemukan kumparan terbang.
b. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
c. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
d. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya �Rocket� pada tahun 1829.
Atas hasil temuannya James Watt sering digelari Bapak Revolusi Industri walaupun sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan mesin uap hasil penemuan Thomas New Comen tahun 1712.
Penemuan berikutnya tidak hanya dibidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat transportasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio serta bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara lain seperti Perancis, Italia, Belanda, Amerika Serikat , dst. Pada tahun 1851 ratu Victoria membuka pameran mesin-mesin. Selain itu pada tampak bertebaran pusat-pusat industri dan pertambangan di seluruh Inggris.
Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang berbeda dari apa yang sudah lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua. Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada tiga hal : perkembangan proses Bessemer dalam membikin baja pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kira-kira pada tahun 1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun 1876. Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini dibanding tahap pertama adalah, (1) adanya penggantian baja ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian batu arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok tenaga dan penggunaan listrik sebagai bentuk pokok tenaga industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan metal yang ringan dan hasil industri kimia; (5) perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi; (6) pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya industrialisasi di Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur Jauh.
Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini :
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan katolik.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan undang-undang pekerja kaum wanita dan anak-anak.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis, penganggur dan usia lanjut.
Revolusi Industri mengubah Negara Inggris menjadi negara
industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat
industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti
halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang lebih
luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri
maupun di negara-negara lain.
Namun, disini penulis akan memfokuskan terhadap dampak
yang dihasilkan dari adanya Revolusi Industri ini dalam bidang ekonomi bagi
negara lain. Adapun dampak secara umum dalam bidang ekonomi setelah berhasilnya
Revolusi Industri ini antara lain:
1) Barang Melimpah dan Harga Murah
Revolusi Industri telah menimbulkan usaha
industri dan pabrik secara besar-besaran dengan proses mekanisasi. Dengan
demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah.
Produk barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta
dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
2) Perusahaan Kecil Gulung Tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya
produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih
murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar
karena tidak mampu bersaing.
3) Perdagangan makin Berkembang
Berkat peralatan perhubungan yang modern,
cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional.
Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.
4) Transportasi makin Lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan
prasarana transportasi makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika
kehidupan masyarakat makin meningkat.
Dari dampak umum
yang di paparkan di atas tentu saja pengaruh itu tidak sesederhana seperti
dalam konsep di atas, didalam kondisi nyata nya dampak Revolusi Industri ini
telah mendorong berbagai sistem kebijakan baru dalam bidang ekonomi sehingga
lahirlah apa yang dinamakan dengan Imperialisme dan Merkantilisme yang di
terapkan oleh dunia barat terhadap negara-negara lainnya.
Hal ini pun
menimpa Indonesia yang pada saat itu merupakan negara yang memiliki sumber daya
yang diperlukan bagi proses industri di negara barat khususnya Inggris. Dengan
sudah diterapkannya kegiatan industry yang menggunakan sistem mekanis dalam
pengerjaannya tentu saja akan menghasilkan produk yang melimpah hal tersebut
mendorong Inggris untuk mencari daerah pemasaran dan yang mana Inggris pun
memasarkan hasil produksinya ke daerah-daerah taklukannya seperti Malaysia,
Singapura dan Australia.
Lalu dampak lain
dalam bidang ekonomi dari adanya Revolusi Industri adalah jalur perdagangan
internasional menjadi ramai, hal ini mendorong negara-negara yang memiliki
modal berusaha untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan menjual hasil
produksinya ke negara lain, dari sinilah muncul sitem Merkantilisme dalam
ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar