Empat masalah utama yang terjadi
di masyrakat . Pertema, asset produktif masyrakat menurun yang
mana ditemukan bahwa ruang-ruang hidup
masyrakat yang utama (hutan,sungai,kebun dan laut) mengalami
penurunan.Penurunan dalam hal ini berarti masyrakat saat ini mulai merasakan
bahwa keberlimpahan yang dahulu mereka dapatkan dari alam dalam ruang lingkup
utama tersebutkini dirasakan mulai berkuran.Kekayaan alam dari hutan sungai,kebun
dan laut tidak lagi berlimpah seperti dulu. Kedua, ketergantungan
pada pemenuhan kebutuhan yang bias dipenuhi melalui uang (ekonomi Uang) semakin
meningkat. Ketiga, Merosotnya nilai-nilai social (kebersamaan dan
kerjasama) yang tercermin dari maraknya sengketa tanah, pembagian
pembangunan,pemekaran hingga kekerasan. Keempat, intervensi
pembangunan yang bersifat fisik,teknis dan berbentuk pemberian uang , ini
mengakibatkan kemandirinan masyrakat berkurang dan pembangunan manusia
diabaikan, sementara kesehatan,pendidikan dan kualitas pekerjaan berada pada
level minimum.
Pada akhirnya ketergantungan pada
uang semakin meningkat dan sementara produktivitas semakin menurun, maka yang
terjadi adalah semakin banyak ketergantungan,baik pada program pemerintah
maupun perusahan yang hadir di wilayah tersebut dan juga ketergantungan pada
hutang untuk memenuhi kebutuhan.
Sampai di sini,
pertanyaan yang penting diajukan adalah bagaimana strategi untuk dapat keluar
dari krisis sebagaimana digambarkan di atas.Di bawah ini disajikan tiga prinsip
kunci, empat langkah kebangkitan kampung.
Ada tiga
strategi yang diusulkan sebagai jalan menuju kebangkitan kampung. Ketiga
strategi tersebut adalah:
(1) “Bicara Ke Dalam”;
(2) Fokus pada ketahanan hidup;
(3) Pembangunan yang bertumpu pada manusia,
bukan semata bendab enda material atau uang
“Bicara ke
Dalam” adalah sebuah strategi refleksi bagi orang-orang kampung terhadap
diri mereka saat ini dan menghubungkannya dengan kondisi yang mereka inginkan
bagi masa depan mereka sebagai sebuah
komunitas.
“Bicara ke dalam” sesungguhnya diarahkan untuk menemukan kembali jati diri
komunitas, memetakan persoalan-persoalan, menilai perubahan, dan memutuskan
jalan keluar bersama-sama. Ini dilakukan dengan melibatkan semua pihak terutama
sekali perempuan.
“Bicara ke Dalam” selanjutnya
difokuskan pertama-tama untuk menciptakan kemandirian komunitas agar
ketergantungan pada dunia luar tidak semakin tinggi. Ini terutama dicapai
melalui strategi perencanaan pembangunan masyarakat lokal yang terfokus pada
bagaimana mewujudkan ketahanan hidup. Ketahanan hidup yang mesti dibangun
pertama kali adalah memastikan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan mengupayakannya
sendiri melalui pemanfaatan sumber daya alam lokal secara tidak berlebihan dan
menerapkan aturan yang menjamin sumber daya alam itu tetap terjaga dan lestari
untuk generasi berikutnya. Kedua strategi tersebut yakni bicara ke dalam dan
fokus pada ketahanan hidup memerlukan peran negara, dalam hal ini pemerintah
daerah.
Sebab kedua strategi tersebut
membutuhkan suatu paradigma dan perencanaan pembangunan yang benar-benar
berpusat pada manusia, bukan pembangunan yang mengejar semata penyerapan
anggaran untuk kegiatan fisik, yang dalam kenyataannya pembangunan fisik
tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Boleh jadi keduanya berjalan
beriringan tetapi yang mesti diperhatikan adalah bagaimana hal itu berangkat
dari kebutuhan masyarakat dan bukan sekedar mengejar program kerja pembangunan
untuk menghabiskan anggaran.
Ke depan, terdapat empat fondasi
utama yang mesti menjadi pilarpembangunan kampung yang berpusat pada manusia
yaitu ;
- Pembangunan manusia yang mampu mengatasi masalahnya sendiri.
- Membangun kesadaran bersama melalui forum kampung.
- Memulihkan produktivitas tanah, kualitas hutan, laut, kebun, dan sungai.
- Membangun kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar