Sekfamneri atau yang di kenal dengan
Kurabesi (Gurabesi), ia adalah tokoh Papua yang memiliki hubungan dengan
Kesultanan Tidore antara tahun 1495 tot 1512. Kurabesi di anggap sebagai tokoh
mithe, hal ini dapat di maklumi karena tidak banyak “catatan” yang berkaitan
dengan dirinya. Tetapi dalam catatan para penjelajah seperti Haga dan F S A de
Clercq namanya muncul sebagai tokoh tangan kanan Sultan Jamaluddin.
Ilustrasi laki-laki Paua di wilayah
Raja Ampat
Dalam buku Earl, G.W. (1853).
The Native Races of the Indian
Archipelago
|
Gurabesi adalah julukan yang di berikan Sultan
Jamaluddin, karena (mungkin) kemahirannya dalam mengolah besi sebagai peralatan
pertanian misalnya parang. Gura dalam bahasa Helmahera (?) adalah tukang, besi
= besi, sehinggan nama Sekfamneri menjadi Gurabesi atau Kurabesi. Tokoh
pendidikan Papua I S Kijne menggubahnya dalam lagu; Gurabesi (I.S. Kijne)
Gurabesi telah mendaki bukit tinggi | Gurabesi telah mendaki bukit tinggi |
Gurabesi telah lihat hongi, musuhnya | Hura, mambriku, Hura! | Jangan meratap,
jangan menangis | Sekali pulang sobatmu | Jangan meratap, jangan menangis |
Sekali pulang sobatmu. Gurabesi menang dan musuh sudah lari | Gurabesi menang
dan musuh sudah lari | Gurabesi menang atas hongi, musuhnya | Hura, mambriku.
Hura! | Jangan meratap, jangan menangis | Sekali pulang sobatmu | Jangan
meratap, jangan menangis | Sekali pulang sobatmu. Jauh sebelum Gurabesi muncul,
F.J.F van Hasselt mencatat, Orang Papua suka bepergian. Dalam tahun-tahun yang
sudah berlalu, mereka berangkat dengan perahu-perahu besar keluar ke tempat
yang jauh dari Papua, sampai ke Seram, Timor dan Makassar.
Sekarang ini mereka tidak pergi jauh
seperti itu lagi, tetapi mereka bisa melakukan perjalanan besar;
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lama dengan perahu-perahu mereka. Bukan
kaarena mereka selalu terus berada di perahu berminggu-minggu dan
berbulan-bulan, tetapi mereka suka berangkat dari satu tempat ke trmpat lain
dan tinggal sementara waktu dimana-mana. Tulisan , F.J.F van Hasselt ini
menjadi referensi bagi beberapa informasi penting tentang keberadaan orang
Papua sebelum tahun 1400 -an.Gurabesi sendiri muncul dalam beberapa versi, ini
tak lepas dari budaya tutur dalam masyarakat Papua. Gurabesi di ketahui menikah
dengan putri Sultan Jamaluddin sebagai hadiah atas keberhasilan Gurabesi
membantu sultan dalam perang antara Jailolo dan Helmahera.
Putri Sultan, Boki Tabiah di kawinkan dengan Gurabesi sebagai
hadiah atas keberhasilannya membantu perang Sultan Jamaluddin. Selain Gurabesi,
orang Papua lainnya yang mendapat hadiah (gelar) adalah, Kapita laut
(Kapitarau), Djodjoe, Gimalaha, Sangadji, Soeroean, Sadaha, Major (Mayor),
Kaidba (Kaiba), Dimra, Imbir dari Imbiri, dsb. Gelar pemberin Sultan ini banyak
mengubah marga awal dari mereka yang pernah membantu Sultan dalam peperangan
tersebut.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar