Postingan Populer

Selasa, 26 November 2019

Dampak Sosial Di Akhir Proyek Strategis Nasional Di Wilayah Papua Barat




Disuatu momen diskusi terkait dengan suatu Proyek Strategis Nasional di wilayah Papua Barat, terkait dengan masalah ketenagakerjaan, yang begitu menarik dengan menitik beratkan pada regulasi serta aturan yang berlaku berdebatanpun tak terhindarkan, semua topik yang diperdebatkan bertujuan baik untuk melindungi hak-hak pekerja dan juga memastikan penyerapatan tanaga kerja secara maximal dan tepat sasaran (OAP : Orang Asli Papua)
Pada moment tersebut sempat saya berdiskus seseorang peserta yang dari lembaga pemerintah yang memiliki fungsi pengawasan terhadap kegiatan operasi proyek strategis nasional tersebut topik diskusi kami sangat sederhana « Dapak Sosial saat proyek Berakhir » fokus utama kepada masyrakat asli di sekitar area operasi tersebut, dimana secara bertahap akan ada ± 3000 orang pekerja masyarakat asli akan mengakhiri hubungan kerja.
Mungkin ini menjadi kekawatiran, kecemasan atau resiko sosial yang ada dalam benak pikiran saya saat berdiskusi dengan mereka namun beberapa rekan yang juga ikut dalam diskusi tersebut berpendapat yang berbeda.
  • Mereka akan kembali ke kebiasaan mereka sebelumnya agar dapat memenuhi kebutuhan ekonominya ( Nelayan,Petani, Buru Kapal atau lainya) « Sangat sederhana»
  • ± 3000 orang pekerja masyarakat asli dan akan menjadi peyubang bagi angka penganguran di wilayah tersebut
  • Mungkin perlu ada program ekonomi mandiri bagi masyarakat asli agar tidak bergantung kepada proyek yang berlangsung di wilayah itu tetapi proyek tersebut sebagai pasar bagi program ekonomi masyarakat.
Dari ± 3000 orang pekerja masyarakat asli yang bekerja pada proyek tersebut di kategorikan sebagian besar tenaga kerja tidak terampil ini menunjukan tingkat pengetahuan terkait dengan pekerjaaan -pekerjaan di di dunia indsutri tersebut sangat terbatas.
Social Risk Analysis
Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Setiap masalah berasal dari ketidakseimbangan yang ditimbulkan antar individu dalam perilaku dan interaksi sosial. Munculnya masalah dan ketidakefektifan penyelesaian berasal dari psikologi seseorang terhadap kehidupan sosialnya yang bisa berdampak positif atau negatif.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Penerimaan masyarakat pada perubahan sosial budaya dilihat dari perubahan sikap masyarakat yang bersangkutan. Jika perubahan sosial budaya tersebut tidak mempengaruhi keberadaan nilai dan norma yang sudah ada di masyarakat maka sikap masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budayanya tersebut menyimpang atau mempengaruhi nilai dan norma yang benar maka sikap masyarakat akan negatif. Contoh sikap masyarakat adanya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut:
  1. Aksi protes adalah pergolakan massa yang bersifat umum sebagai perwujudan rasa tidak puas terhadap keputusan-keputusan dan kejadian di masyarakat.
  2. Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan antisosial yang dilakukan oleh anak remaja. Dimana kenakalan remaja muncul dari keluarga yang tidak harmonis karena disebabkan kurangnya pengawasan dalam keluarga. Bentukbentuk kenakalan remaja adalah membolos sekolah, berkelahi, minum minuman beralkohol, dan mengebut di jalan raya.
  3. Kriminalitas adalah pelangaran norma hukum yang dilakukan seseorang dan dapat diancam sangsi pidana. Kriminalitas adalah disebabkan oleh pertentangan kebudayaan, perbedaan ideologi politik, perbedaan pendapat dari mental yang tidak stabil.
  4. Salah satu Resiko Social dari situasi atau kondisi ini yang tidak dapat di hindari adalah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangah), yang diakibatkan oleh tuntutan ekonomi rumah tangga dan tingkat keceburuan sosial di tengah-tengah masyarakat tidak terhindarkan.
Mereka akan kembali ke kebiasaan mereka sebelumnya agar dapat memenuhi kebutuhan ekonominya ( Nelayan,Petani, Buru Kapal atau lainya) « Sangat sederhana»

 Dasar pemikiran nya, sebelum proyek ini mulai mereka (masyarakat asli) telah menjalani hal ini dimana dengan berprofesi sebagai nelayan dan juga petani atau buruh bangunan atau buruh kapal. Namun sbenarnya tidak sesederhana itu kalau di pikirkan karena ada situasi dimana mereka telah melalui suatu moment yang mana akan berpengaruh kepada sikologis pribadi maupun lingkungan sosial sekitarnya.
4 Tahun / 48 Bulan terjadi perubahan dalam kondisi ekonomi mereka dalam pemenuhan kebuhan yang bisanya untuk memiliki pendapatan 5 Juta mereka harus bekerja 3 Bulan tetapi dengan adanya proyek tersebut mereka hanya butuh waktu 1 Bulan dan ini akan belangsung dalam kurun waktu 4 Tahun maka, disinilah terjadi perubahan prilaku gaya hidup dan pola komsumsi di masyarakat.

Sabtu, 10 Agustus 2019

KABUPATEN TELUK BINTUNI DAN SUKU SUMURI


KABUPATEN TELUK BINTUNI & SUKU SUMURI
Oleh, Karel M Eramuri



 

Gambar ;Tugu /pilar tuju suku kabupeten Teluk Bintuni

Di Kabupaten Teluk Bintuni provinsi Papua Barat terdapat 7 suku Besar  dan salah satunya adalah " suku sumuri " yang terletak di wilayah distrik sumuri atau sering disebut dengan kelapa dua/Tofoi.
Masyarakat yang berada di distrik sumuri pun,bisa di katakan Mayoritas adalah orang asli sumuri sendiri dan sebagian dari Masyarakat pendatang luar.Mulai dari Tofoi,Saengga,Tanah Merah,dan Onar rata-rata Masyarakat Menggunakan Bahasa Sumuri sebagai Percakapan atau Bahasa sehari-hari. Hanya saja kadang ada beberapa orang tua sering menggunakan bahasa Indonesia di bandingkan Memakai bahasa sumuri sehingga banyak anak-anak asli sumuri yang tidak tahu dengan bahasa mereka sendiri dan melalui perjalanan waktu, Penurunan Mengenai Budaya dan Bahasa Sumuri mulai menghilang.Yang paling menonjol dari anak-anak adalah tidak mau belajar, baik itu tentang bahasa,budaya,tarian dan lain-lain. 

Sekarang Jaman makin modern dan masuk dalam perkembangan dari era Globalisasi saat ini sehingga banyak yang lebih suka dengan hal-hal seperti di Media Sosial, Mengkomsumsi Miras (minum minuman keras) dan lain-lain Ketimbangan mereka belajar tentang Budaya dan Bahasa sumuri. Definisi mengenai bahasa atau cara berdialeg sehari-hari yg digunakan oleh orang sumuri, yang mana suku sumuri ini sendiri termasuk salah satu suku di kab.teluk bintuni yg terdiri dari beberapa wilayah kampung; mulai dari kampung Tofoi, kampung Materabu, kampung forada, kampung padang-agoda, kampung Tanah Merah, kampung Saengga dan Kampung Onar.Meskipun terdiri dari beberapa wilayah kampung, Namun suku sumuri ini hanya memiliki satu bahasa kesatuan yaitu; " Bahasa SUMURI ".

Oleh sebab itu, saya ingin mengajak anda sekalian untuk melihat sekilas tentang beberapa contoh kalimat/kata-kata dalam dialeg sehari-hari, yang memang paling sering di ucapkan masyarakat setempat atau yang akan anda temukan bahkan dengar sendiri jika mungkin suatu saat ada berpergian/berlibur bahkan mungkin ketika sedang jalan-jalan ke beberapa kampung-kampung yang ada di wilayah distrik sumuri ini. Karena boleh di katakan bahwa sebagian dari kampung-kampung yang ada hampir menggunakan bahasa sumuri, kecuali seperti di kampung materabu dan forada yang mana mayoritas penduduknya merupakan orang-orang Transmigrasi dari luar Papua (suku jawa,suku makasar, suku maluku dll ) dan Papua lainya sehingga tidak menggunakan bahasa sumuri. Namun ada beberapa juga dari orang-orang tersebut yang sedikit demi sedikit yg ingin dan mulai belajar bahasa sumuri.



Berikut ini merupakan Contoh kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa sumuri :

CONTOH KALIMAT / UCAPAN SEHARI - HARI
Bahasa Indonesia
Bahasa Sumuri
Selamat pagi
Selamat siang
Selamat sore
Selamat Malam.
Besok saya akan dating
Ibu tidak ada
Ayah tidak ada
Kita tinggal di kampung / dusun
Hal apakah itu
Kamu Boleh (menunjukan kebisaan seseorang)
Mereka Belum Datang
Apakah Ada Air Minum / Air untuk di gunakan
Tidak memiliki uang
Marilah makan
Iya Saya sudah selesai makan
Memangil Sahabat / Teman
Marilah Kita pergi ke ruma saya
Ibu saya tidak lagi berada di tempat
Nufura sairah
Wetisi sairah
Muefi sairah
Muamini sairah
Muatarara nas minye
Dano me ere
Danate me ere
Ni ijah menafera
Jano
Kaferafa
Me diafe
Oba Tateya
Sene ere
Amo Tane
Imee nasu tane
Dona amo
Ki damu nyue
Dano me fa ere
Kamu Lagi Membuat Apa.. ? / Sedang apa?
Apakah Kamu Sudah Makan ?
Kamu Mau pergi kemana...?
Siapakah yang meninggal…?
Siapakah nama ayah/ bapa kamu..?
Siapakah nama Ibu kamu ..?
Kamu Tinggal di Mana..?
Kamu ini anaknya siapa..?
Berapa harganya..?
Ka jano mebera
Kasu Tane
Kaedo nyuenebera
Yenose taku
Kanate ta yenose
Karano ta yenose
Kaedo menafera
Ka yeno nyonomare
Te nufurih eje

Entri yang Diunggulkan

Antropologi dan Kekerasan Kolonial di Tanah Papua

Doc T anah Papua (meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat) telah digambarkan sebagai “sebuah surga di bumi bagi penelitian antro...